TERBITJABAR.COM | INDRAMAYU – Di tengah arus modernisasi dan tantangan ekonomi, Pengrajin Kukusan di Desa Rambatan Kulon, Blok Ningkong, Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu, masih setia menjaga tradisi dan keterampilan tangan warisan leluhur, Pada Hari Selasa (29/7/2025).
Salah satunya adalah Ibu Cartinih (63), Warga Blok Ningkong Rt 22 Rw.03 yang telah menekuni kerajinan anyaman bambu selama lebih dari satu dekade.
Setiap hari, tangan renta Ibu Cartinih tetap cekatan dalam merangkai bambu menjadi kukusan, sebuah alat dapur tradisional yang kini jarang ditemukan.
Bahan bakunya berasal dari bambu yang dipotong dan dibelah tipis, lalu dianyam dengan penuh ketelatenan.
Dalam sehari, ia mampu menyelesaikan lima hingga lebih kukusan, yang dijual seharga Rp5.000 – Rp10.000 per kukusan.
Kerajinan Ibu Cartinih bukan sekedar warisan budaya, namun juga sebagai sumber nafkahnya.
Terkadang, Pesanan kukusan terus berdatangan untuk menunjukkan masih tingginya minat masyarakat terhadap produk lokal ramah lingkungan yang jarang sekali di dapatkan.
Tak hanya beliau, pengrajin lain seperti Ibu Robiah bersama keluarganya turut berkontribusi, menjadikan kegiatan anyaman dari bambu ini sebagai sumber penopang ekonomi keluarganya.
Sayangnya, belum ada bantuan modal atau pembinaan dari pemerintah setempat yang menyentuh langsung para pengrajin ini.
Padahal, dukungan seperti pelatihan desain, digitalisasi pemasaran, atau akses modal bisa menjadi kunci agar tradisi ini tetap lestari dan berkembang dalam pasar modern.
Para pengrajin berharap pemerintah dapat lebih hadir, bukan hanya sebagai pengamat, tetapi sebagai mitra dalam pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Rambatan Kulon Blok Ningkong.
Kukusan bukan sekedar produk, tetapi sebagai simbol ketekunan masyarakat dan identitas, yang punya harapan akan masa depan yang lebih baik.














