TERBITJABAR.COM | NARASI-Sikap menjilat di tempat kerja umumnya dapat dibedakan berdasarkan strategi mereka dalam mendekati individu yang memegang kendali atau kekuasaan.
Walaupun bentuk-bentuk penjilatan ini beragam, perilaku negatif semacam ini sering kali tidak bertahan lama.
Ini karena fondasi dari hubungan yang tercipta bukanlah kepercayaan atau kemampuan yang sesungguhnya, melainkan kepentingan semu.
Jauhi Menjadi Penjilat, Dalam menjalankan tugas, lebih baik utamakan dedikasi dan kejujuran (integritas) agar mendapatkan pengakuan yang murni dan jujur.
Mereka yang cenderung menunjukkan perilaku menjilat di lingkungan kerja umumnya dicirikan oleh hal-hal berikut:
PUJIAN BERLEBIHAN.
Kerap melontarkan sanjungan yang tidak proporsional kepada atasan atau figur otoritas.
SIKAP TERLALU PATUH
Selalu mendukung setiap pernyataan atasan atau individu berpengaruh, tanpa pernah menyampaikan pandangan atau kritik berbeda.
KEMUNAFIKAN
Menampilkan sikap yang berubah-ubah disesuaikan dengan siapa orang yang sedang mereka hadapi.
KEPUASAN PRIBADI
Berusaha keras meraih keuntungan pribadi, seperti promosi atau perhatian atasan, sering kali menggunakan cara yang tidak terbuka atau tidak jujur.
INTEGRITAS RENDAH
Menunjukkan ketidakkonsistenan dalam prinsip atau nilai, terutama saat integritas dan kejujuran dipertaruhkan.
Sifat Manipulatif: Menggunakan taktik licik atau manipulasi demi mencapai tujuan mereka dari orang atau situasi tertentu.
TIDAK BERPRINSIP
Goyah pendiriannya dan mudah sekali dipengaruhi, khususnya oleh mereka yang memiliki kekuasaan atau posisi tinggi.
Perlu disadari, perilaku menjilat yang merugikan (toxic bootlicking) di kantor dapat merusak fondasi kepercayaan dan kerja sama tim.
Oleh karena itu, mempertahankan kejujuran dan membangun hubungan sehat yang didasarkan pada kompetensi dan kerja keras adalah suatu keharusan.
