Today

Arti Mimpi Nabi Yusuf As: Sujudnya Matahari, Bulan, dan Sebelas Bintang kepada Yusup As

boniterbitjabar

Mimpi yang diabadikan dalam Al-Qur'an ini menampakkan keagungan takdirnya, di mana tiga benda langit dan sebelas bintang bersujud
Mimpi yang diabadikan dalam Al-Qur'an ini menampakkan keagungan takdirnya, di mana tiga benda langit dan sebelas bintang bersujud

TERBITJABAR.COM | HIKMAH— Makna di balik mimpi kenabian Nabi Yusuf Alaihissalam saat masih kecil akhirnya terwujud.

Mimpi yang diabadikan dalam Al-Qur’an ini menampakkan keagungan takdirnya, di mana tiga benda langit dan sebelas bintang bersujud kepadanya.

​Takwil dari mimpi tersebut kini terkonfirmasi melalui akhir
kisah hidup Nabi Yusuf, setelah beliau menjadi pejabat tinggi di Mesir dan bersatu kembali dengan keluarganya.

Matahari melambangkan ayahandanya, Nabi Yaqub Alaihissalam; Bulan melambangkan Ibunya; dan sebelas Bintang adalah representasi dari sebelas saudara laki-lakinya.

Perwujudan mimpi tersebut terjadi ketika Nabi Yaqub, ibu Nabi Yusuf, dan seluruh saudaranya tiba di Mesir dan melakukan sujud penghormatan di hadapan Nabi Yusuf.

Tindakan, sujud kepada sesama manusia pada masa itu, yang disyariatkan sebagai bentuk penghormatan, kini telah dihapuskan oleh syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, di mana sujud hanya boleh dilakukan kepada Allah SWT semata.

Hikmah dari Kisah Nabi Yusuf AS

​Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam juga memuat sejumlah pelajaran penting bagi umat Islam, terutama mengenai kewaspadaan terhadap manipulasi narasi (framing), bahaya sistemik dari ‘dosa kolektif’ yang melumpuhkan keadilan, dan urgensi mengendalikan pandangan mata sebagai pertahanan pertama melawan hawa nafsu dan godaan.

Manipulasi Narasi dan Fitnah.

Kisah fitnah dari Zulaikha mengajarkan bagaimana persepsi dapat diputarbalikkan menjadi opini publik yang salah, menuntut kesadaran kritis di era informasi.

Melumpuhkan Keadilan.

Keterlibatan istri-istri pejabat lain dalam fitnah tersebut menciptakan ‘dosa berjamaah’ yang berujung pada sulitnya penegakan hukum dan keadilan kala itu.

Pengendalian Pandangan Mata.

Metafora wanita yang melukai diri dengan pisau adalah pengingat bahwa mata yang tidak terkontrol bisa menjadi “pisau” yang melukai keimanan di masa depan.

​Kisah ini ditutup dengan kebesaran hati Nabi Yusuf yang memaafkan saudara-saudaranya, yang sebelumnya tega membuangnya ke sumur karena iri hati.

Nabi Yaqub Alaihissalam, yang sempat kehilangan penglihatan karena kesedihan mendalam, akhirnya pulih berkat baju gamis Nabi Yusuf subhanallah.

Related Post

Tinggalkan komentar