TERBITJABAR.COM | INDRAMAYU – Aksi ratusan Massa dari Desa Eretan wetan berduyun-duyun memadati halaman Gerbang Kantor DPRD Kabupaten Indramayu, Pada Hari Senin (23/6/2025).
Dari aksinya, warga Eretan Wetan menuntut tanggapan yang nyata dari pemerintah daerah atas permohonan pembangunan tembok penahan air rob yang selama ini di abaikan.
Derita tahunan akibat banjir rob yang menyusup hingga ke dalam rumah warga kini mencapai puncak ketidaksabaranya warga untuk menuntut janji pemerintah yang sebelumnya pernah terucap.
Aksi ini menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakpedulian struktural pemerintah atas janji yang belum direalisasikan.
Masyarakat Desa Eretan Wetan, yang selama bertahun-tahun bergelut dengan genangan air asin yang merusak serta merendam mata pencaharian dan mengganggu kehidupan harian, merasa diabaikan oleh Pemkab Indramayu.
“Kami capek dijanjikan terus. Rob datang, rumah tergenang, dan pemerintah hanya diam,” ujar salah satu peserta aksi dengan nada geram.
Ketiadaan langkah konkret dari Pemerintah Kabupaten Indramayu menambah daftar panjang luka kolektif warga pesisir.
Padahal, permintaan pembangunan tembok penahan rob telah diajukan secara resmi sejak beberapa tahun lalu.
Namun sampai hari ini, tak ada realisasi, tak ada pengerjaan, bahkan tak ada kejelasan.
Dalam orasinya, massa menyerukan desakan kepada Bupati Lucky Hakim yang baru menjabat untuk memutus rantai pembiaran dan segera menunjukkan komitmennya terhadap warga pesisir.
“Ini bukan sekadar proyek infrastruktur. Ini adalah garis pertahanan terakhir kami sebagai manusia yang ingin hidup dengan bermartabat tanpa dihantui air rob setiap pasang tinggi,” teriak salah satu orator dari atas mobil komando.
Dalam aksi hari ini bukan sekadar tuntutan fisik sajah, namun sekaligus ungkapan batin masyarakat yang merasa ditelantarkan serta aksi hari ini baka ada aksi selanjutnya untuk tegas menyuarakan kebenaran.
Pemerintah Kabupaten Indramayu kini dihadapkan pada pilihan, menghapus citra lama yang lamban dan apatis, atau terus berdiri sendirian di tengah gelombang aspirasi dari masyarakatnya.














