Today

Makna “Bersama Kita” di Balik Surat At-Taubah ayat 40

boniterbitjabar

Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq saat mereka bersembunyi di Gua Tsur dari kejaran musuh (peristiwa hijrah ke Madinah), seperti yang diabadikan dalam firman Allah, Surat At-Taubah ayat 40: "لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا" (Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita).
Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq saat mereka bersembunyi di Gua Tsur dari kejaran musuh (peristiwa hijrah ke Madinah), seperti yang diabadikan dalam firman Allah, Surat At-Taubah ayat 40: "لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا" (Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita).

TERBITJABAR.COM | AGAMA – Pada kali ini, akan membahas tentang sikap empati Nabi Muhammad ﷺ (Shallallahu ‘alaihi wa sallam) terhadap Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq saat mereka bersembunyi di Gua Tsur dari kejaran musuh (peristiwa hijrah ke Madinah), seperti yang diabadikan dalam firman Allah, Surat At-Taubah ayat 40: “لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا” (Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita).

Nabi Muhammad ﷺ tidak merespons dengan menunjukkan keberanian yang tak kenal takut atau memberikan ceramah teologis yang panjang.

​Beliau justru mengakui dan memahami bahwa rasa sedih atau khawatir Abu Bakar adalah hal yang manusiawi, yang disebut sebagai empati.

​Nabi ﷺ menyampaikan pesan yang paling relevan dan menenangkan saat itu: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita” (merujuk pada Surah At-Taubah ayat 40).

​Makna “Bersama Kita” (Ma’anā): Penggunaan kata “bersama kita” menunjukkan komunikasi yang merangkul kebersamaan, persaudaraan, dan solidaritas, memberikan rasa aman dan kepastian bahwa mereka tidak sendirian.

​menyoroti teladan empati dan komunikasi efektif Nabi Muhammad ﷺ dalam memberikan penghiburan yang tulus dan relevan pada saat sahabatnya berada dalam kondisi tertekan.

​Kisah hijrah Nabi Muhammad ﷺ dan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq di Gua Tsur, yang diabadikan dalam Surat At-Taubah ayat 40 dengan firman “لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا” (Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita), menyoroti pelajaran penting tentang empati dan komunikasi yang efektif.

​Ketika Sayyidina Abu Bakar diliputi kekhawatiran akan ditemukan oleh musuh, Nabi Muhammad ﷺ menunjukkan sikap yang jauh dari sekadar pamer keberanian.

Beliau memilih untuk memahami dan memvalidasi perasaan sahabatnya, mengakui bahwa rasa sedih dan cemas adalah hal yang manusiawi, inilah yang disebut empati.

​Daripada memberikan ceramah panjang tentang kekuasaan Allah, Rasulullah ﷺ justru memberikan jaminan yang singkat dan mengena, yaitu rasa aman dan kepastian bahwa mereka tidak sendiri.

Penggunaan kalimat “bersama kita” (ma’anā) juga menjadi inti dari komunikasi tersebut, berfungsi sebagai ungkapan indah yang merangkul Abu Bakar dengan semangat kebersamaan, persaudaraan, dan solidaritas, menegaskan bahwa pertolongan Ilahi selalu menyertai mereka berdua.

Related Post

Tinggalkan komentar